Akhirnya di penyelenggaraan EURO kali ini tim Tiga Singa sudah memastikan diri menjadi penghuni teratas Grup D, setelah dalam pertandingan terakhir berhasil menaklukan tim tuan rumah Ukraine dengan skor tipis 1-0, serta diluar dugaan tim pesaing Prancis takluk 2-0 ditangan tim yang sudah tidak mungkin lolos menuju fase knock out Swedia. Dibabak perdelapan final nanti England akan ditantang tim Italia yang berhasil menjadi runner up grup C dibawah tim juara bertahan Spain. Tentu pertandingan melawan Italia nanti akan sangat ditunggu-tunggu oleh seluruh penikmat si kulit bundar di penjuru bumi ini. Bagaimana tidak, selain akan tersajinya pertandingan yang mempertemukan pemain-pemain berkelas dunia di kedua tim. Pertandingan pun seolah-olah akan menjadi sebuah pembuktian, tim manakah yang layak memegang gelar cattenacio terbaik di tahun ini hehehe.
Sejenak kita lupakan dulu
pertandingan melawan Italia, disini saya mau mencoba sedikit belajar mengulas
taktik dan strategi yang diperagakan tim Tiga Singa kala mengalahkan tim
Ukraine, cekibrot…
Lini Depan
Seperti yang saya telah
perkirakan sebelumnya, coach Hudgson akan lebih memilih duet Wellbeck-Rooney
sebagai starter dan mengorbankan Andy Carrol yang bermain cukup bagus ketika
menghadapi Swedia. Secara pola permainan England pun masih sama dengan dua
pertandingan sebelumnya menggunakan pola 4-4-2 dengan satu striker yang
didorong agak ke belakang, yang berubah sesuai kebutuhan dilapangan dengan
cukup dinamis menjadi 4-4-1-1 atau bahkan 4-2-3-1. Dalam pertandingan melawan
tuan rumah Ukraine di 1x45 pertama, Rooney dan Wellbeck bisa dikatakan cukup
berhasil memainkan peran ini, dimana mereka berdua secara konstan turun ke
bawah untuk bermain di posisi satu penyerang. Meskipun penampilannya tidak
terlalu mencolok, namun kehadiran Rooney dilapangan, seakan memberikan spirit
tersendiri bagi rekan-rekan yang lainnya. Beberapa kali Rooney pun mendapatkan
peluang emas namun gagal dikonversi menjadi sebuah goal. Namun kesalahan
dibabak pertama, tidak terjadi dibabak kedua, sentuhan pertama nya berhasil
menggetarkan jala tuan rumah, yang berujung pada munculnya nama Wayne Rooney
pada papan skor stadion.
Lini Tengah
Seperti di lini depan, di lini
tengah pun tim Tiga Singa tidak mengalami perubahan yang cukup berarti, James
Milner di kanan dan Ashley Young di kiri tetap menjadi senjata utama untuk
menyisir dari sisi lapangan secara bergantian. Agresifitas Milner di babak
pertama nampaknya tidak diimbangi oleh Young disisi kanan pertahanan lawan,
namun hal tersebut pun bukan tanpa arti, karena coach Hudgson memang lebih
memilih untuk menempatkan Young lebih kedalam, untuk lebih mengimbangi
pergerakan Gerrard dan Parker yang cenderung lebih banyak menjaga kedalaman. Ukraine
sangat jelas meniru gaya permainan Prancis dan Swedia kala menghadapi England,
yang menumpuk pemainnya dan bermain rapat di lini tengah, hal tersebut jelas
memperlihatkan jika Ukraine lebih menguasai lini tengah dan England cenderung lebih
menjaga zona marking, namun bisa dikatakan strategi ini cukup berhasil karena
pemain bertahan England bermain dengan disiplin yang sangat tinggi menjaga
wilayah territorial nya masing-masing meskipun dengan konsekuensi dicap bermain
bertahan. Di babak kedua coach Hudgson mencoba untuk meresponnya dengan kembali
menaikkan defensive line pada empat
bek sejajar mereka dan melawan dengan pressing
ketat. Peran sentral sang kapten Steven Gerrard kembali teruji dalam
pertandingan melawan Ukraine ini, dimana umpan-umpan ciamik milik Gerrard
selalu ditunggu oleh kedua striker di depan. Karena permainan rapat nan
disiplin yang diperagakan oleh Ukraine, mau tidak mau umpan panjang manis
menjadi strategi alternative coach
Hudgson, karena umpan-umpan ini akan mampu langsung melewati 2 bahkan sampai 4
pemain lawan secara sekaligus. Steven Gerrard tidak seperti dalam 2
pertandingan sebelumnya, kali ini dia terlihat beberapa kali sedikit maju
menuju wilayah territorial milik Milner di flank
kanan untuk mengirim crossing maut menuju
kedua striker dilini depan dan sebuah goal yang dilesakan Wayne Rooney pun
menjadi sebuah bukti konkret kapabilitas Gerrard ketika diberi kesempatan
meninggalkan pos nya. Namun kehebatan seorang Steven Gerrard tidak sampai
disitu meskipun beberapa kali dia maju kedepan namun dengan disiplin tinggi dia
selalu segera kembali menjaga kedalaman lini tengah, antisipasi jika tim
Ukraine melakukan serangan balik.
Lini Belakang
Rapuhnya lini belakang tim Tiga
Singa dalam 2 pertandingan awal penyisihan grup menghadapi Prancis dan Swedia
allhamdulilah tidak terulang kembali, meskipun beberapa kali tendangan dari
luar kotak penalty yang dilesakan striker dan para gelandang Ukraine membuat
kiper Joe Hart jatuh bangun untuk menjaga gawangnya agar tetap perawan. Coach Hudgson jelas memainkan strategi dimana
dalam final thrird memasang dua lapis
pertahanan dengan 4 bek sejajar terkadang 5 bek dengan Scott Parker yang
terkadang ikut turun. Dan dilindungi oleh 4 gelandang yang juga berdiri
sejajar. Hal ini memberikan bukti di pertandingan malam itu, tim Ukraine hanya
bisa melepaskan tendangan-tendangan keras dari luar kotak penalty, akibat susahnya
mereka menembus pertahanan England yang berjajar rapat. Namun strategi ini
jelas sangat membosankan bagi para penonton termasuk saya, karena mau tidak mau
tim Tiga Singa akan bermain lebih bertahan. Monoton namun cukup berhasil,
itulah faktanya. Yang berubah dari dua pertandingan sebelumnya, yakni terlihat
beberapa kali wingback Cole di kiri dan Johnshon di kanan beberapa kali naik
sampai lini pertahanan Ukraine, terutama di babak kedua. Hal yang jarang
terlihat di dua laga awal tentunya.
Kesimpulan
Tim Tiga Singa masih bermain
dengan pola dan strategi yang sama dengan 2 pertandingan sebelumnya, menjaga
daerah nya masing-masing dengan disiplin yang sangat tinggi, bertahan, menjaga
kedalaman, counter attack, membosankan namun berhasil. Yup, this is fact!
IT’S COMING HOME, IT’S COMING FOOTBALL COMING HOME, THREE LIONS ON A
SHIRT, JULES RIMET STILL GLEAMING!
Oleh Dwi Anugrah Mugia
Utama
Pecinta Sepakbola dan
Bobotoh Persib