| Dwi Anugrah Mugia Utama | Bobotoh | Mountaineering | Vegetarian | Working Class | Partikel Bebas |

Wednesday, June 20, 2012

Belajar Menganalisis Taktik dan Strategi; England – Ukraine EURO 2012


foto: istimewa (google)

Akhirnya di penyelenggaraan EURO kali ini tim Tiga Singa sudah memastikan diri menjadi penghuni teratas Grup D, setelah dalam pertandingan terakhir berhasil menaklukan tim tuan rumah Ukraine dengan skor tipis 1-0, serta diluar dugaan tim pesaing Prancis takluk 2-0 ditangan tim yang sudah tidak mungkin lolos menuju fase knock out Swedia. Dibabak perdelapan final nanti England akan ditantang tim Italia yang berhasil menjadi runner up grup C dibawah tim juara bertahan Spain. Tentu pertandingan melawan Italia nanti akan sangat ditunggu-tunggu oleh seluruh penikmat si kulit bundar di penjuru bumi ini. Bagaimana tidak, selain akan tersajinya pertandingan yang mempertemukan pemain-pemain berkelas dunia di kedua tim. Pertandingan pun seolah-olah akan menjadi sebuah pembuktian, tim manakah yang layak memegang gelar cattenacio terbaik di tahun ini hehehe.
Sejenak kita lupakan dulu pertandingan melawan Italia, disini saya mau mencoba sedikit belajar mengulas taktik dan strategi yang diperagakan tim Tiga Singa kala mengalahkan tim Ukraine, cekibrot…

Lini Depan
Seperti yang saya telah perkirakan sebelumnya, coach Hudgson akan lebih memilih duet Wellbeck-Rooney sebagai starter dan mengorbankan Andy Carrol yang bermain cukup bagus ketika menghadapi Swedia. Secara pola permainan England pun masih sama dengan dua pertandingan sebelumnya menggunakan pola 4-4-2 dengan satu striker yang didorong agak ke belakang, yang berubah sesuai kebutuhan dilapangan dengan cukup dinamis menjadi 4-4-1-1 atau bahkan 4-2-3-1. Dalam pertandingan melawan tuan rumah Ukraine di 1x45 pertama, Rooney dan Wellbeck bisa dikatakan cukup berhasil memainkan peran ini, dimana mereka berdua secara konstan turun ke bawah untuk bermain di posisi satu penyerang. Meskipun penampilannya tidak terlalu mencolok, namun kehadiran Rooney dilapangan, seakan memberikan spirit tersendiri bagi rekan-rekan yang lainnya. Beberapa kali Rooney pun mendapatkan peluang emas namun gagal dikonversi menjadi sebuah goal. Namun kesalahan dibabak pertama, tidak terjadi dibabak kedua, sentuhan pertama nya berhasil menggetarkan jala tuan rumah, yang berujung pada munculnya nama Wayne Rooney pada papan skor stadion.

Lini Tengah
Seperti di lini depan, di lini tengah pun tim Tiga Singa tidak mengalami perubahan yang cukup berarti, James Milner di kanan dan Ashley Young di kiri tetap menjadi senjata utama untuk menyisir dari sisi lapangan secara bergantian. Agresifitas Milner di babak pertama nampaknya tidak diimbangi oleh Young disisi kanan pertahanan lawan, namun hal tersebut pun bukan tanpa arti, karena coach Hudgson memang lebih memilih untuk menempatkan Young lebih kedalam, untuk lebih mengimbangi pergerakan Gerrard dan Parker yang cenderung lebih banyak menjaga kedalaman. Ukraine sangat jelas meniru gaya permainan Prancis dan Swedia kala menghadapi England, yang menumpuk pemainnya dan bermain rapat di lini tengah, hal tersebut jelas memperlihatkan jika Ukraine lebih menguasai lini tengah dan England cenderung lebih menjaga zona marking, namun bisa dikatakan strategi ini cukup berhasil karena pemain bertahan England bermain dengan disiplin yang sangat tinggi menjaga wilayah territorial nya masing-masing meskipun dengan konsekuensi dicap bermain bertahan. Di babak kedua coach Hudgson mencoba untuk meresponnya dengan kembali menaikkan defensive line pada empat bek sejajar mereka dan melawan dengan pressing ketat. Peran sentral sang kapten Steven Gerrard kembali teruji dalam pertandingan melawan Ukraine ini, dimana umpan-umpan ciamik milik Gerrard selalu ditunggu oleh kedua striker di depan. Karena permainan rapat nan disiplin yang diperagakan oleh Ukraine, mau tidak mau umpan panjang manis menjadi strategi alternative coach Hudgson, karena umpan-umpan ini akan mampu langsung melewati 2 bahkan sampai 4 pemain lawan secara sekaligus. Steven Gerrard tidak seperti dalam 2 pertandingan sebelumnya, kali ini dia terlihat beberapa kali sedikit maju menuju wilayah territorial milik Milner di flank kanan untuk mengirim crossing maut menuju kedua striker dilini depan dan sebuah goal yang dilesakan Wayne Rooney pun menjadi sebuah bukti konkret kapabilitas Gerrard ketika diberi kesempatan meninggalkan pos nya. Namun kehebatan seorang Steven Gerrard tidak sampai disitu meskipun beberapa kali dia maju kedepan namun dengan disiplin tinggi dia selalu segera kembali menjaga kedalaman lini tengah, antisipasi jika tim Ukraine melakukan serangan balik.

Lini Belakang
Rapuhnya lini belakang tim Tiga Singa dalam 2 pertandingan awal penyisihan grup menghadapi Prancis dan Swedia allhamdulilah tidak terulang kembali, meskipun beberapa kali tendangan dari luar kotak penalty yang dilesakan striker dan para gelandang Ukraine membuat kiper Joe Hart jatuh bangun untuk menjaga gawangnya agar tetap perawan. Coach Hudgson jelas memainkan strategi dimana dalam final thrird memasang dua lapis pertahanan dengan 4 bek sejajar terkadang 5 bek dengan Scott Parker yang terkadang ikut turun. Dan dilindungi oleh 4 gelandang yang juga berdiri sejajar. Hal ini memberikan bukti di pertandingan malam itu, tim Ukraine hanya bisa melepaskan tendangan-tendangan keras dari luar kotak penalty, akibat susahnya mereka menembus pertahanan England yang berjajar rapat. Namun strategi ini jelas sangat membosankan bagi para penonton termasuk saya, karena mau tidak mau tim Tiga Singa akan bermain lebih bertahan. Monoton namun cukup berhasil, itulah faktanya. Yang berubah dari dua pertandingan sebelumnya, yakni terlihat beberapa kali wingback Cole di kiri dan Johnshon di kanan beberapa kali naik sampai lini pertahanan Ukraine, terutama di babak kedua. Hal yang jarang terlihat di dua laga awal tentunya.

Kesimpulan
Tim Tiga Singa masih bermain dengan pola dan strategi yang sama dengan 2 pertandingan sebelumnya, menjaga daerah nya masing-masing dengan disiplin yang sangat tinggi, bertahan, menjaga kedalaman, counter attack, membosankan namun berhasil. Yup, this is fact!

IT’S COMING HOME, IT’S COMING FOOTBALL COMING HOME, THREE LIONS ON A SHIRT, JULES RIMET STILL GLEAMING!  

Oleh Dwi Anugrah Mugia Utama
Pecinta Sepakbola dan Bobotoh Persib

Tuesday, June 19, 2012

Hentikan Spanduk WE LOVE ANTV di dalam stadionmu kawan

foto: istimewa (google)
Siang hari menjelang senja, diantara ribuan bobotoh PERSIB yang memadati Stadion Siliwangi hari itu, beberapa kali saya melihat beberapa Bobotoh ABG yang dengan sangat percaya dirinya membentangkan karton berukuran lumayan besar bertuliskan WE LOVE ANTV atau TERIMA KASIH ANTV diantara ribuan bobotoh lainnya yang disaat bersamaan justru sedang membentangkan syal/scraft klub kebanggaan mereka PERSIB Bandung.
Pemandangan seperti ini sebenarnya bukan sebuah barang yang aneh bagi kita para penikmat sepakbola lokal terutama kompetisi Indonesian Super League. Fenomena salah kaprah ini ramak terjadi di seluruh stadion di Indonesia kira-kira 3-4 musim kebelakang. Pertama kali spanduk-spanduk ini muncul di dalam stadion di Indonesia yang memang tim nya jarang sekali mendapatkan jatah tayangan live dari stasiun TV yang bersangkutan. Atas dasar itulah beberapa kelompok supporter pun membuat tulisan-tulisan yang bernada mengucapkan terima kasih kepada stasiun TV lokal tersebut karena telah diberi jatah untuk pertandingan live dan diberi kesempatan agar klub dan fansclub mereka untuk lebih dikenal masyarakat Indonesia lebih luas.
Namun justru fenomena ini berganti arah dalam 1-2 musim kebelakang, dimana setiap saya pribadi menyaksikan Indonesia Super League apapun itu tim nya yang berlaga, baik itu tim besar maupun tim kecil, tulisan-tulisan bodoh itu selalu muncul diantara ribuan supporter yang hadir langsung di stadion. Termasuk di stadion Siliwangi yang terkadang saya pribadi selalu menyempatkan hadir langsung di stadion ketika tim PERSIB berlaga.
Bagi sebuah tim besar dan memiliki fans yang sangat banyak seperti PERSIB Bandung, AREMA Indonesia, PERSIJA Jakarta, PERSEBAYA Surabaya, PERSIPURA Jayapura atau Sriwijaya FC, mengapa kita harus selalu berterima kasih pada sebuah stasiun TV swasta tersebut? Jujur bagi saya hal ini sangat merusak pemandangan indah ribuan supporter yang hadir di stadion. Jika saja stasiun TV swasta tersebut akan melepaskan hak siar nya, saya pribadi sangat yakin belasan stasiun TV nasional di Negara ini akan berebut untuk mengambil alih hak siar tersebut. Selain terbilang cukup murah dalam hal nilai kontrak bila dibandingkan dengan tayangan sepakbola Liga Eropa, ternyata antusiasme masyarakat Negara ini pun terbilang begitu tinggi terhadap tayangan Indonesian Super League ini. Hal ini bisa dibuktikan dengan berhasilnya program ISL meraih beberapa penghargaan yang cukup marak di Negeri ini sebagai tayangan favorite olahraga.
Sebagai bahan perbandingan di Negara-negara yang secara culture sepakbola nya lebih maju, saya belum pernah melihat sekalipun spanduk  atau tulisan yang dibentangkan seorang supporter bernadakan terima kasih terhadap sebuah stasiun TV. Apakah kita pernah melihat sebuah spanduk dan tulisan bertuliskan GRAZIE CANALE 5 atau TIAMO RAI diantara ribuan supporter yang memadati stadion San Siro Milan? Padahal jika ada pun sebenarnya lebih pas, karena seperti yang kita ketahui bersama, Silvio Berlusconi bos besar klub AC Milan yang juga menjabat sebagai perdana mentri Italia merupakan seorang raja media yang memiliki jaringan TV Italia RAI dan TV kabel CANALE 5 secara Monopoli di Italia.
Ayo kawan para supporter di Indonesia kita sama-sama hentikan budaya salah kaprah ini, percayalah syal dan bendera klubmu jauh lebih indah dibandingkan spanduk dan tulisan-tulisan bodoh tersebut. Jika alasan kalian ingin tersorot camera TV? maaf kalian terlalu norak kawan... WE LOVE PERSIB NOT TV STATION!

Oleh Dwi Anugrah Mugia Utama
Pecinta Sepakbola dan Bobotoh Persib

Monday, June 18, 2012

Ketika Sepakbola dan Kearifan Lokal Saling Menghormati

foto: istimewa (google)

Tercengang dan terperanjat itulah reaksi saya ketika menyaksikan pertandingan lanjutan kompetisi ISL antara tuan rumah PSAP Sigli melawan Pelita Jaya (18/6) yang disiarkan di salah satu stasiun TV Swasta. Pada menit 30 tiba-tiba wasit yang memimpin pertandingan membunyikan peluit agar pertandingan yang sedang berlangsung berhenti untuk sementara waktu, hal ini bukan karena ada pemain yang cedera atau bahkan kerusuhan yang kerap terjadi di pertandingan sepakbola Negara ini. 

Atas kesepakatan kedua belah pihak sebelum memulai pertandingan, kubu PSAP Sigli dan Pelita Jaya Karawang bersepakat bahwa ketika Adzan Ashar berkumandang mereka sepakat untuk menghentikan pertandingan sementara waktu dan melanjutkan pertandingan ketika adzan selesai dikumandangkan. Hal ini bagi kita para penikmat sepakbola di tanah air maupun dunia merupakan sebuah barang yang sangat langka dan hebat. Bagaimana tidak pertandingan terhenti beberapa saat untuk menghormati umat Islam yang sedang mengumandangkan adzan untuk panggilan Shalat. Tidak lama kemudian, kurang lebih hanya sekitar 4 menit saja, wasit pun kembali melanjutkan pertandingan ketika adzan yang dikumandang sang muadzin pun selesai.

Seperti yang kita ketahui bersama, Aceh merupakan sebuah provinsi di Indonesia yang menerapkan syariat Islam dalam kehidupan masyarakat sehari-harinya, seperti wajibnya seorang wanita Muslim untuk menggunakan jibab dan menutup aurat ketika mereka hendak keluar dari rumah. Disini saya sebagai penulis melihat sudut pandang yang sangat cantik, dimana kearifan local tersebut bisa berpadu dengan sebuah pertandingan sepakbola dan tidak sampai merugikan sama sekali pihak manapun. Respect!

 Oleh Dwi Anugrah Mugia Utama
Pecinta Sepakbola dan Bobotoh Persib