| Dwi Anugrah Mugia Utama | Bobotoh | Mountaineering | Vegetarian | Working Class | Partikel Bebas |

Tuesday, June 19, 2012

Hentikan Spanduk WE LOVE ANTV di dalam stadionmu kawan

foto: istimewa (google)
Siang hari menjelang senja, diantara ribuan bobotoh PERSIB yang memadati Stadion Siliwangi hari itu, beberapa kali saya melihat beberapa Bobotoh ABG yang dengan sangat percaya dirinya membentangkan karton berukuran lumayan besar bertuliskan WE LOVE ANTV atau TERIMA KASIH ANTV diantara ribuan bobotoh lainnya yang disaat bersamaan justru sedang membentangkan syal/scraft klub kebanggaan mereka PERSIB Bandung.
Pemandangan seperti ini sebenarnya bukan sebuah barang yang aneh bagi kita para penikmat sepakbola lokal terutama kompetisi Indonesian Super League. Fenomena salah kaprah ini ramak terjadi di seluruh stadion di Indonesia kira-kira 3-4 musim kebelakang. Pertama kali spanduk-spanduk ini muncul di dalam stadion di Indonesia yang memang tim nya jarang sekali mendapatkan jatah tayangan live dari stasiun TV yang bersangkutan. Atas dasar itulah beberapa kelompok supporter pun membuat tulisan-tulisan yang bernada mengucapkan terima kasih kepada stasiun TV lokal tersebut karena telah diberi jatah untuk pertandingan live dan diberi kesempatan agar klub dan fansclub mereka untuk lebih dikenal masyarakat Indonesia lebih luas.
Namun justru fenomena ini berganti arah dalam 1-2 musim kebelakang, dimana setiap saya pribadi menyaksikan Indonesia Super League apapun itu tim nya yang berlaga, baik itu tim besar maupun tim kecil, tulisan-tulisan bodoh itu selalu muncul diantara ribuan supporter yang hadir langsung di stadion. Termasuk di stadion Siliwangi yang terkadang saya pribadi selalu menyempatkan hadir langsung di stadion ketika tim PERSIB berlaga.
Bagi sebuah tim besar dan memiliki fans yang sangat banyak seperti PERSIB Bandung, AREMA Indonesia, PERSIJA Jakarta, PERSEBAYA Surabaya, PERSIPURA Jayapura atau Sriwijaya FC, mengapa kita harus selalu berterima kasih pada sebuah stasiun TV swasta tersebut? Jujur bagi saya hal ini sangat merusak pemandangan indah ribuan supporter yang hadir di stadion. Jika saja stasiun TV swasta tersebut akan melepaskan hak siar nya, saya pribadi sangat yakin belasan stasiun TV nasional di Negara ini akan berebut untuk mengambil alih hak siar tersebut. Selain terbilang cukup murah dalam hal nilai kontrak bila dibandingkan dengan tayangan sepakbola Liga Eropa, ternyata antusiasme masyarakat Negara ini pun terbilang begitu tinggi terhadap tayangan Indonesian Super League ini. Hal ini bisa dibuktikan dengan berhasilnya program ISL meraih beberapa penghargaan yang cukup marak di Negeri ini sebagai tayangan favorite olahraga.
Sebagai bahan perbandingan di Negara-negara yang secara culture sepakbola nya lebih maju, saya belum pernah melihat sekalipun spanduk  atau tulisan yang dibentangkan seorang supporter bernadakan terima kasih terhadap sebuah stasiun TV. Apakah kita pernah melihat sebuah spanduk dan tulisan bertuliskan GRAZIE CANALE 5 atau TIAMO RAI diantara ribuan supporter yang memadati stadion San Siro Milan? Padahal jika ada pun sebenarnya lebih pas, karena seperti yang kita ketahui bersama, Silvio Berlusconi bos besar klub AC Milan yang juga menjabat sebagai perdana mentri Italia merupakan seorang raja media yang memiliki jaringan TV Italia RAI dan TV kabel CANALE 5 secara Monopoli di Italia.
Ayo kawan para supporter di Indonesia kita sama-sama hentikan budaya salah kaprah ini, percayalah syal dan bendera klubmu jauh lebih indah dibandingkan spanduk dan tulisan-tulisan bodoh tersebut. Jika alasan kalian ingin tersorot camera TV? maaf kalian terlalu norak kawan... WE LOVE PERSIB NOT TV STATION!

Oleh Dwi Anugrah Mugia Utama
Pecinta Sepakbola dan Bobotoh Persib

1 comment:

  1. bendera club yang kita support jauh berharga dan mempunyai nilai sejarah daripada spanduk yang yang didedikasikan untuk stasiun Televisi.
    #BANDUNG PRIDE

    ReplyDelete