foto: istimewa (google) |
Pemandangan seperti ini
sebenarnya bukan sebuah barang yang aneh bagi kita para penikmat sepakbola lokal
terutama kompetisi Indonesian Super League. Fenomena salah kaprah ini ramak
terjadi di seluruh stadion di Indonesia kira-kira 3-4 musim kebelakang. Pertama
kali spanduk-spanduk ini muncul di dalam stadion di Indonesia yang memang tim
nya jarang sekali mendapatkan jatah tayangan live dari stasiun TV yang bersangkutan. Atas dasar itulah beberapa
kelompok supporter pun membuat tulisan-tulisan yang bernada mengucapkan terima
kasih kepada stasiun TV lokal tersebut karena telah diberi jatah untuk
pertandingan live dan diberi
kesempatan agar klub dan fansclub mereka untuk lebih dikenal masyarakat
Indonesia lebih luas.
Namun justru fenomena ini
berganti arah dalam 1-2 musim kebelakang, dimana setiap saya pribadi
menyaksikan Indonesia Super League apapun itu tim nya yang berlaga, baik itu
tim besar maupun tim kecil, tulisan-tulisan bodoh itu selalu muncul diantara
ribuan supporter yang hadir langsung di stadion. Termasuk di stadion Siliwangi
yang terkadang saya pribadi selalu menyempatkan hadir langsung di stadion
ketika tim PERSIB berlaga.
Bagi sebuah tim besar dan
memiliki fans yang sangat banyak seperti PERSIB Bandung, AREMA Indonesia,
PERSIJA Jakarta, PERSEBAYA Surabaya, PERSIPURA Jayapura atau Sriwijaya FC,
mengapa kita harus selalu berterima kasih pada sebuah stasiun TV swasta
tersebut? Jujur bagi saya hal ini sangat merusak pemandangan indah ribuan
supporter yang hadir di stadion. Jika saja stasiun TV swasta tersebut akan
melepaskan hak siar nya, saya pribadi sangat yakin belasan stasiun TV nasional
di Negara ini akan berebut untuk mengambil alih hak siar tersebut. Selain
terbilang cukup murah dalam hal nilai kontrak bila dibandingkan dengan tayangan
sepakbola Liga Eropa, ternyata antusiasme masyarakat Negara ini pun terbilang
begitu tinggi terhadap tayangan Indonesian Super League ini. Hal ini bisa
dibuktikan dengan berhasilnya program ISL meraih beberapa penghargaan yang
cukup marak di Negeri ini sebagai tayangan favorite olahraga.
Sebagai bahan perbandingan di
Negara-negara yang secara culture
sepakbola nya lebih maju, saya belum pernah melihat sekalipun spanduk atau tulisan yang dibentangkan seorang
supporter bernadakan terima kasih terhadap sebuah stasiun TV. Apakah kita
pernah melihat sebuah spanduk dan tulisan bertuliskan GRAZIE CANALE 5 atau
TIAMO RAI diantara ribuan supporter yang memadati stadion San Siro Milan?
Padahal jika ada pun sebenarnya lebih pas, karena seperti yang kita ketahui
bersama, Silvio Berlusconi bos besar klub AC Milan yang juga menjabat sebagai
perdana mentri Italia merupakan seorang raja media yang memiliki jaringan TV
Italia RAI dan TV kabel CANALE 5 secara Monopoli di Italia.
Ayo kawan para supporter di
Indonesia kita sama-sama hentikan budaya salah kaprah ini, percayalah syal dan
bendera klubmu jauh lebih indah dibandingkan spanduk dan tulisan-tulisan bodoh
tersebut. Jika alasan kalian ingin tersorot camera TV? maaf kalian terlalu norak kawan... WE LOVE PERSIB NOT TV STATION!
Oleh Dwi Anugrah Mugia
Utama
Pecinta Sepakbola dan
Bobotoh Persib
bendera club yang kita support jauh berharga dan mempunyai nilai sejarah daripada spanduk yang yang didedikasikan untuk stasiun Televisi.
ReplyDelete#BANDUNG PRIDE