| Dwi Anugrah Mugia Utama | Bobotoh | Mountaineering | Vegetarian | Working Class | Partikel Bebas |

Sunday, May 16, 2010

Bandung Lautan Biru


Bandung merupakan sebuah kota yang memiliki banyak sekali julukan dan ungkapan mulai dari Paris Van Java, Kota Kembang, Bandung lautan api, dan mungkin sekarang ini bertambah satu “Bandung lautan Biru”.

Lho memang ada ya ungkapan seperti itu? Tidak berlebihan rasanya jika melihat Bandung mempunyai sebuah ungkapan baru seperti itu. Ada beberapa bukti yang bisa menjadikan sebuah celotehan tersebut bisa benar-benar terjadi. Yang pertama mungkin kita bisa melihat ternyata hanya di Bandung saja loh yang mempunyai sebuah monumen/patung yang berhubungan dengan tim sepakbola sebuah daerah. Nyatanya di kota-kota lain di Indonesia ini tidak ada seperti hal nya “patung Adjat Sudrajat” tersebut, bahkan yang lebih membanggakan patung tersebut terletak di sebuah jalan protokol di Kota Bandung atau bisa juga disebutkan terletak di tengah-tengah kota Bandung ini, bukan hanya terletak di sebuah pelataran Stadion seperti hal nya kota-kota di Eropa pada umum nya. Hal kedua yang bisa menjadi acuan tentu saja fanatisme bobotoh terhadap Persib yang begitu luar biasa. Salah satu bukti yang paling kongkrit yaitu bagaimana bobotoh selalu membanjiri Stadion Siliwangi ketika Persib bertanding. Bahkan ketika prestasi tim Persib sedang dalam kondisi terpuruk sekali pun Stadion Siliwangi tidak pernah sepi dari serbuan Bobotoh, hal itu sudah terbukti seperti ketika musim tahun 2006 dimana tim Persib nyaris terdegradasi, Siliwangi tetap dipenuhi bobotoh. Bahkan salah satu mantan pemain asing Persib yang kini berkostum PSMS Medan Patricio Jimenez pun pernah berkata, bahwa fanatisme publik Bandung terhadap Persib sama hal nya publik Buenos Aires Argentina terhadap tim Boca Juniors, di hampir seluruh sudut kota ini selalu saja ditemukan hal-hal yang berhubungan dengan Persib seperti rumah yang dicat biru warna kebangsaan tim bahkan digambari Maung sebagai sebuah tanda penegas. Bahkan lanjut Jimenez di Bandung pun banyak sekali nama orang yang ada keterhubungannya dengan tim ini, salah satunya panglima Viking Persib Club Ayi Beutik memberi nama Persib kepada kedua anaknya. Anak Pertamanya yang berjenis kelamin laki-laki diberi nama Jayalah Persibku dan Anak kedua yang berjenis kelamin wanita pun diberi nama Usab Perning. Nama tersebut diambil dari bahasa “slank” yang populer di Bandung pada tahun 70an, yang artinya Persib.

Bandung dan Persib saat ini memang dua nama yang tidak bisa dipisahkan. Tak bisa disangkal pula secara tidak langsung pun saat ini Persib sudah menjadi sebuah ikon Kota Bandung, bahkan Jawa Barat. Namun sangat disayangkan fanatisme bobotoh yang sangat berlebihan tersebut terkadang menimbulkan anarki dan berakhir chaos. Biasanya hal itu terjadi ketika tim Persib gagal meraih kemenangan dalam laga kandang nya. Gara-gara ulah tidak terpuji dari sebagian oknum bobotoh ini yang terkena getah nya tentu saja tim Persib sendiri. Dalam setiap musim Persib selalu saja harus menjalani pertandingan hukuman tanpa penonton dan sejumlah denda tentunya. Bahkan yang paling gres, di awal musim kompetisi tahun ini ketika Persib dikalahkan tim Ibukota Persija di Siliwangi, terjadi kerusuhan yang cukup luar biasa yang berdampak pada hukuman BLI terhadap Persib untuk bertanding tanpa dapat disaksikan bobotoh secara langsung dalam beberapa pertandingan. Bahkan hukuman pun berlanjut dimana bobotoh seperti seorang pesakitan yang tidak dapat menggunakan kostum kebanggan mereka ketika menonoton Persib secara langsung baik itu ketika partai home maupun away selama kompetisi tahun ini berlangsung.

Kembali pada masalah fanatisme, nama Persib pun sepertinya membawa berkah dan rezeki terhadap orang-orang yang begitu total terhadap tim ini. Contoh halnya dalam beberapa tahun ini banyak sekali tabloid dan majalah bermunculan yang khusus untuk mengupas Persib seperti Nu Aing Magazine, Bobotoh, Persib Plus, Maung Bandung, Persib Magazine, Make Manah Magazine. Bahkan yang lebih gila lagi oplah surat kabar lokal terbitan Bandung, satu hari sebelum dan satu hari sesudah Persib bertanding selalu naik dua kali lipat. Itu baru dari sektor media cetak saja belum dari sektor-sektor lainnya seperti TV lokal, Cafe/Resto, Radio, Clothing/Distro, bahkan Recording.

Virus Persib di Bandung dan jawa barat memang benar-benar tak terbendung. So, kalau dulu ada ungkapan Bandung lautan api bolehkan sekarang bertambah satu menjadi Bandung lautan biru.

Hallo.. Hallo.. Bandung
Ibukota Periangan
Hallo.. Hallo.. Bandung
Kota Kenang-kenangan
Sudah lama beta
Tidak berjumpa dengan kau
Sekarang telah menjadi lautan Biru
Mari bung rebut kembali
(dinyanyikan seperti lagu 'Hallo-hallo Bandung ciptaan Ismail Marzuki)

Oleh Dwi Anugrah Mugia Utama
Pecinta Sepakbola dan Bobotoh Persib

No comments:

Post a Comment